Di tuding terlibat Jemaah Islamiyah. Ustadz Oemar Mita ; Demi Alloh ana tdk pernah menjadi anggota JI !
Acad Syahrial menanggapi polemik yang terjadi di antara para Dai Dai yang ada di Nusantara perihal Statement Seorang Ustadz dari BNPT yang mengatakan Ustadz Oemar Mita terlibat dalam jaringan JI ( Jemaah Islamiyah ). Polemik ini pun justru juga menjadi fitnah di kalangan Ikhwan yang sudah Ngaji Sunnah di berbagai daerah.
Sebelumnya, Ustadz dari pihak BNPT tersebut membuat Klarifikasi dengan bukti percakapan Via WhatsApp dengan beberapa Ustadz terkait yang sudah menyebar di Sosmed. namun Tanggapan lainnya justru membuktikan bahwa Status Ustadz Oemar Mita tidaklah terlibat dalam Jaringan (red: Jemaah Islamiyah) yang terlarang itu sebagaimana pengakuan beliau dalam Percakapan Via WA .
Menyebarnya tudingan ini berawal dari kicauan akun twiter Abul-Jauzza yang mengatakan bahwa tidak semua anggota JI menampakkan pemikirannya. Kemudian kicauan Beliau di ScreenShot dan disebarkan oleh akun Facebook Ristiyan Putradianto dgn Caption ;
"Berawal
dari persaksian seorang ustadz yang mantan anggota JI (Jama'ah
Islamiyah), sebut saja ustadz A, bahwa seorang tokoh, sebut saja ustadz B
adalah rekannya ketika dulu di JI.
Tidak diketahui apakah ustadz B ini telah keluar dari JI ataukah belum sebagaimana ustadz A.
Lalu salah seorang ustadz, sebut saja ustadz C bertabayyun langsung mengenai aqidah sang ustadz B ini, dan keterkaitannya dengan kawan2 yang satu organisasi dengannya.
Hasilnya, ustadz B berkeyakinan bahwa presiden RI bukanlah ulil amri.
Lalu setelah ditanggapi: Ucapan antum bahwa pemerintah saat ini bukan
ulil amri memiliki konsekuensi berat, yaitu boleh memberontak.
Ustadz B diam tidak menanggapi balik".
# Sekedar cerita . Tulisnya.
Berikut kami sertakan ScreenShot aslinya ;
Setelah menyebarnya Screenshoot ini dengan sangat cepat banyak tanggapan yang berdatangan hingga Akhirnya Ustadz Abdul Hakim membeberkan hal yang sungguh di luar dugaan, yaitu hasil Tabayyun beliau dengan beberapa Ustadz yang bersangkutan, seperti ; Ustadz AY dan Ustadz OM di saksikan oleh Acad Syahrial langsung ( Percakapan Via WhatsApp ).
Tidak sampai disini ternyata, Permasalahan ini berlanjut ketika Ustadz AY membuat klarifikasinya klik disini.
Setalah klarifikasi beliau menyebar kemudian banyak lagi tanggapan beberapa netizen mengenai hal ini.
Umaier Khaz misalnya, aktivis dakwah yang gencar menyuarakan penyelesain kasus Alm. Siyono ini yang memposting tanggapan serius atas Klarifikasi Ustadz AY, bisa klik disini .
Hingga akhirnya tulisan Umaier khaz tersebut bak gayung bersambut dengan munculnya postingan Aktivis dakwah lainnya seperti Acad Syahrial. Berikut kami Postikangkan tulisan beliau melalui akun Pribadinya ;
"Ketika Hasad Telah Menguasai Hati
Ada oknum X yang membroadcast tuduhan terhadap al-Ustadz Oemar Mita
حفظه الله yang berdasarkan perkataan dari oknum Y yang latar belakangnya
abu-abu kalau tidak mau dibilang hitam…
Lalu ketika tuduhan itu dibantah dengan telak karena telah ada klarifikasi…
Si pembroadcast X membantahnya lagi dengan mengatakan bahwa kalau tahdziran itu terhadap aqidah, bukan terhadap esensi tuduhan dari Y…
Ternyata orang yang bodoh itu tidak melihat latar belakang pendidikan atau ke‘ilmuan, karena bodoh itu ternyata qolbu yang tidak bisa melihat kebenaran dikarenakan dipenuhi hasad.
Lalu oknum Y yang karena merasa “nama baiknya” rusak, lalu berusaha memunculkan argumen bahwa broadcast itu illegal karena ada syarat tidak akan menyebar.
Demi الله, persyaratan tidak boleh menyebar itu tidak pernah ada diumumkan di grup itu.
Apalagi grup itu namanya adalah “Tabayyun & Tarahum” – lalu apa gunanya bertanya dan melakukan klarifikasi jika informasi yang didapat dengan bertanya dan mengklarifikasi itu tidak boleh diungkap…?
Tidak usah berbicara dalil naqli, karena dengan akal sehat dan hati yang lurus saja orang akan melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Orang yang berakal sehat dan berhati lurus tahu siapa yang jadi bodoh karena hasad, dan siapa yang busuk karena penuh dengan kedustaan.
Benar bahwa 1.000 lilin tidak akan bisa menerangi hati yang gelap karena hasad atau tertutupi kedustaan berbalutkan ta‘ashub.
Orang yang hasad takkan bisa menerima penjelasan dan kebenaran seberapa pun baiknya itu… bahkan kita tahu dari siroh para Nabiyullôh betapa orang-orang hasad dan dipenuhi dusta menolak keterangan wahyu.
اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Tag: Ust Abdul Hakim; Ust Oemar Mita; Ust Anshari Taslim".
Wallahu a'lam bishsowab.
Lalu ketika tuduhan itu dibantah dengan telak karena telah ada klarifikasi…
Si pembroadcast X membantahnya lagi dengan mengatakan bahwa kalau tahdziran itu terhadap aqidah, bukan terhadap esensi tuduhan dari Y…
Ternyata orang yang bodoh itu tidak melihat latar belakang pendidikan atau ke‘ilmuan, karena bodoh itu ternyata qolbu yang tidak bisa melihat kebenaran dikarenakan dipenuhi hasad.
Lalu oknum Y yang karena merasa “nama baiknya” rusak, lalu berusaha memunculkan argumen bahwa broadcast itu illegal karena ada syarat tidak akan menyebar.
Demi الله, persyaratan tidak boleh menyebar itu tidak pernah ada diumumkan di grup itu.
Apalagi grup itu namanya adalah “Tabayyun & Tarahum” – lalu apa gunanya bertanya dan melakukan klarifikasi jika informasi yang didapat dengan bertanya dan mengklarifikasi itu tidak boleh diungkap…?
Tidak usah berbicara dalil naqli, karena dengan akal sehat dan hati yang lurus saja orang akan melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Orang yang berakal sehat dan berhati lurus tahu siapa yang jadi bodoh karena hasad, dan siapa yang busuk karena penuh dengan kedustaan.
Benar bahwa 1.000 lilin tidak akan bisa menerangi hati yang gelap karena hasad atau tertutupi kedustaan berbalutkan ta‘ashub.
Orang yang hasad takkan bisa menerima penjelasan dan kebenaran seberapa pun baiknya itu… bahkan kita tahu dari siroh para Nabiyullôh betapa orang-orang hasad dan dipenuhi dusta menolak keterangan wahyu.
اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Tag: Ust Abdul Hakim; Ust Oemar Mita; Ust Anshari Taslim".
Wallahu a'lam bishsowab.
No comments:
Post a Comment