Save Ilyas Karim!
Dua Kali di Usir Penjajah: Diusir Belanda dan Di Usir Ahok...
Kebengisan Gubernur Ahok terhadap warganya lagi-lagi terjadi. Dengan mengerahkan 300 aparat, Satpol PP, Dll dan menggunakan beragam alat berat, menggusur kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (1/9) kemarin.
Salah satu korban gusuran adalah Pak Ilyas Karim, kakek 88 tahun, yang merupakan salah satu dari dua pengibar bendera Merah Putih saat Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Pria kelahiran Padang, Sumbar itu kini harus menerima kenyataan pahit. Rumahnya di RT 09 RW 04, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan digusur.
Berita tentang sosok Pak Ilyas Karim pun menghiasi media. Dan seperti biasanya, para pendukung gubernur dzolim melakukan fitnah dengan menyebut Pak Ilyas Karim pernah menerima ganti rugi apartemen. Mereka juga menyatakan pak Ilyas Karim bukan pengibar bendera saat proklamasi.
Seorang reporter jalanan dari Elshinta, @reporterjail, yang di twitter sangat dikenal oleh para netizen, hari ini melakukan WAWANCARA EKSKLUSIF dengan Pak Ilyas Karim.
Secara tegas Pak Ilyas Karim membungkam tuduhan dan fitnah para pendukung gubernur dzolim.
Berikut wawancara @reporterjail dengan pak Ilyas Karim, Jumat (2/9), yang di-share via twitter:
(1) Akhirnya Gw Bisa Wawancara H.Ilyas Karim.. Nanti gw Kultwet. Jika
ada statment H Ilyas Karim monggo di bantah ke yg bersangkutan..
(2) Dapat kesempatan Wawancara H Ilyas Karim terkait Kontroversi siapa pengerek Bendera Sang Saka Merah Putih.
(3) "Saya ini Pengerek
Bendera Sang Saka Merah Putih 17 Agustus 1945. Saat itu Kami dari Barisan Keamanan Rakyat (BKR) Asrama 31 Menteng."
(4) "Ketua kami saat itu Chaerul Saleh dan Saat itu kami di undang Oleh Soekarno. Katanya Akan di umumkan Kemerdekaan RI di Pegangsaan Timur."
(5) "Sampai di Pegangsaan Timur saya di pegang oleh Protokol: "Sini sini dek di dekat tiang Bendera," kata Protokol saat itu."
(6) "Saya tidak tau ngapain saya dekat tiang bendera.. tidak taunya saya di suruh ngerek bendera Sang Saka. Hanya itu yg saya ingat." [Demikian cerita pak Ilyas.]
(7) H Ilyas Karim saat ini tinggal bersama putranya di Cakung Jaktim. Beliau datang ke Rawajati utk melihat puink rumahnya.
(8) Hanya itu yg saya dapat dan apa peran beliau saat pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih
(9) Untuk Kawan2 di Padang, Salam dari Beliau.. usia 88 Thn. Terakhir wawancara beliau bilang ingin tinggal sama2 dgn warga.
(10) Mohon maaf utk teman2 yg kurang berkenan.. Ini semua apa adanya.. Bukan rekayasa.. tks..salam.
(11) Benarkah H.Ilyas Karim Menerima Apartemen?
(12) Ini kata Beliau saat wawancara.
Tanya: "Pak Haji Kan di isukan menerima Apartemen nih, benar atau tidak Pak Haji?"
Pak Ilyas: "Gak Ada, ini kan sebenarnya saya hanya menginap. Ini kan dulu kebakaran, Manajer Apartemen ini kasian liat sy tidur di tenda, masa Pejuang tidur di pinggir jalan pakai tenda. Maka saat itu saya di bawa kesana 3 bulan sampai rumah saya siap dibangun oleh anak saya, nah saya pindah lagi ke rumah saya."
Demikian wawancara dengan Pak Ilyas Karim.
"Jika ada yang mau membantah monggo langsung ke H Ilyas Karim ya..," kata sang pewawancara, @reporterjail, di twitnya.
"Jurnalisme yang benar itu bukan Katanya. Langsung ke sumbernya. Bukan Opini," tegas @reporterjail.
Posting by Aidil Ade
Kebengisan Gubernur Ahok terhadap warganya lagi-lagi terjadi. Dengan mengerahkan 300 aparat, Satpol PP, Dll dan menggunakan beragam alat berat, menggusur kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (1/9) kemarin.
Salah satu korban gusuran adalah Pak Ilyas Karim, kakek 88 tahun, yang merupakan salah satu dari dua pengibar bendera Merah Putih saat Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Pria kelahiran Padang, Sumbar itu kini harus menerima kenyataan pahit. Rumahnya di RT 09 RW 04, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan digusur.
Berita tentang sosok Pak Ilyas Karim pun menghiasi media. Dan seperti biasanya, para pendukung gubernur dzolim melakukan fitnah dengan menyebut Pak Ilyas Karim pernah menerima ganti rugi apartemen. Mereka juga menyatakan pak Ilyas Karim bukan pengibar bendera saat proklamasi.
Seorang reporter jalanan dari Elshinta, @reporterjail, yang di twitter sangat dikenal oleh para netizen, hari ini melakukan WAWANCARA EKSKLUSIF dengan Pak Ilyas Karim.
Secara tegas Pak Ilyas Karim membungkam tuduhan dan fitnah para pendukung gubernur dzolim.
Berikut wawancara @reporterjail dengan pak Ilyas Karim, Jumat (2/9), yang di-share via twitter:
@reporterjail -kanan, gondrong, metal dan jujur- bersama pak Ilyas Karim |
(2) Dapat kesempatan Wawancara H Ilyas Karim terkait Kontroversi siapa pengerek Bendera Sang Saka Merah Putih.
(3) "Saya ini Pengerek
Bendera Sang Saka Merah Putih 17 Agustus 1945. Saat itu Kami dari Barisan Keamanan Rakyat (BKR) Asrama 31 Menteng."
(4) "Ketua kami saat itu Chaerul Saleh dan Saat itu kami di undang Oleh Soekarno. Katanya Akan di umumkan Kemerdekaan RI di Pegangsaan Timur."
(5) "Sampai di Pegangsaan Timur saya di pegang oleh Protokol: "Sini sini dek di dekat tiang Bendera," kata Protokol saat itu."
(6) "Saya tidak tau ngapain saya dekat tiang bendera.. tidak taunya saya di suruh ngerek bendera Sang Saka. Hanya itu yg saya ingat." [Demikian cerita pak Ilyas.]
(7) H Ilyas Karim saat ini tinggal bersama putranya di Cakung Jaktim. Beliau datang ke Rawajati utk melihat puink rumahnya.
(8) Hanya itu yg saya dapat dan apa peran beliau saat pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih
(9) Untuk Kawan2 di Padang, Salam dari Beliau.. usia 88 Thn. Terakhir wawancara beliau bilang ingin tinggal sama2 dgn warga.
(10) Mohon maaf utk teman2 yg kurang berkenan.. Ini semua apa adanya.. Bukan rekayasa.. tks..salam.
(11) Benarkah H.Ilyas Karim Menerima Apartemen?
(12) Ini kata Beliau saat wawancara.
Tanya: "Pak Haji Kan di isukan menerima Apartemen nih, benar atau tidak Pak Haji?"
Pak Ilyas: "Gak Ada, ini kan sebenarnya saya hanya menginap. Ini kan dulu kebakaran, Manajer Apartemen ini kasian liat sy tidur di tenda, masa Pejuang tidur di pinggir jalan pakai tenda. Maka saat itu saya di bawa kesana 3 bulan sampai rumah saya siap dibangun oleh anak saya, nah saya pindah lagi ke rumah saya."
Demikian wawancara dengan Pak Ilyas Karim.
"Jika ada yang mau membantah monggo langsung ke H Ilyas Karim ya..," kata sang pewawancara, @reporterjail, di twitnya.
"Jurnalisme yang benar itu bukan Katanya. Langsung ke sumbernya. Bukan Opini," tegas @reporterjail.
Posting by Aidil Ade
No comments:
Post a Comment