Analisa dari Netizen mengenai 3 Calon pasangan Pilkada DKI Jakarta 2017!
Analisa Kaum Pinggiran Yang Meresahkan
Status ini sekadar analisa "politik pinggir jalan" terhadap 3 Calon Pasangan Gubernur DKI Jakarta. Disebut pinggir karena sudah 7 tahun yang lalu sudah tidak terdaftar sebagai pengurus Parpol.
1. AHOK-JAROT (AHJROT):
PDI-P kembali memainkan "politik dagang sapi". Pragmatis transaksional utk "menunggangi" peluang besar atas kemungkinan kemenangan Ahok. Maksudnya, meski berpeluang besar utk terpilih sbg DKI-1, namun Ahok jg tetap berpeluang terjerat kasus hukum atas kebijakan2nya selama ini. Sedikitnya 6 kasus hukum masih mengintainya.
Jika "permainan" PDI-P mulus utk "membiarkan" Ahok dijerat kasus hukum setelah menang mjd DKI-1, maka Jarot pun dgn sendirinya yg berposisi sbg DKI-2 akan naik menjadi DKI-1.
"Politik Banteng" membenarkan cara2 spt ini. Toh saat ini institusi BIN, POLRI, dan KPK, ada dalam kendali mereka.
Kepentingan Reklamasi tentunya membuat pasangan ini bisa disebut Proxy RRC. Karena tau sendirilah pulau pulau reklamasi sudah diiklankan disana. Mungkin juga sudah ada yg bayar DP.
2. AGUS - SILVIANA (AVIANA):
Sebagian kalangan memang heboh atas "hijrah"nya putra SBY ini dr dunia Militer ke dunia Politik Praktis. Tentunya, pilihan ini atas saran dan arahan Sang Ayahanda, yg telah sukses dlm karir Militer & Politiknya.
Mengapa Mas Agus didukung utk hijrah? Pasalnya, selama Rezim "Mak Tega" msh berkuasa, tentu karir militer Mas Agus utk bisa jd Pejabat tertinggi di TNI --mjd Panglima TNI, misalnya-- pasti akan terhambat atau dihambat.
Karenanya SBY mendorong Sang Putra Mahkota utk mencari jalur lain utk bisa eksis sbg pejabat publik. Dan peluang dalam ajang perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta, adalah momentum "try out" yang paling tepat.
Ditambah lagi, "Poros Cikeas" berhasil merangkul sejumlah partai Islam, diluar PKS.
Peluang utk menang tentu saja ada: dari massa Islam, massa "anti PDI-P", dan massa "anti Ahok". Ditambah Massa Islamiyyin yang geser dukungan karena tidak bisa menerima Anies.
Pilihan Mas Agus ini, sbg pilihan yg berani & strategis. Tentunya utk mengamankan negeri ini dr ancaman "luar" yg sudah "menyusup ke dalam," begitu kata Amien Rais.
Kekurangan Mas Agus di sisi birokrasi pemerintahan daerah, tentunya akan diback-up oleh Mbak Silviana, yg sdh berkarir lama di lingkungan Pemda DKI Jakarta. Bahkan pernah jadi kepala Satpol PP.
Agus berpotensi jadi kuda hitam, SBY memainkan Politik suku dimana Agus akan menarik pemilih yang bersuku jawa dan Silviana akan menarik suku betawi, kabar tadi siang Haji lulung dan Bamus betawi sudah merapat ke Cikeas.
Saya menduga Agus akan mendapat dukungan AS, kalau anda perhatikan media media AS seperti CNN sudah "memukul" Ahok dan reklamasi sejak beberapa bulan lalu dan sudah pelan pelan dukung Agus. Tentunya jaringan Intelejen AS akan turut bermain.
Agus adalah bayangan SBY, ini hampir bisa dikatakan SBY mengikuti Pilkada.
3. ANIES - SANDIAGA UNO (ANANDO):
Gerindra dan PKS menunjukkan sikap kenegarawanannya, dgn mencalonkan figur di luar kader partainya masing2.
Bahkan Mas Prabowo Subianto, rela dan berbesar hati utk mendukung Anies Baswedan, yg pernah menjadi lawannya, saat mantan Mendikbud Kabinet Jokowi ini menjadi tim sukses JKw-JK.
Santer Isue terdenger bahwa Anies adalah titipan JK, kalau itu benar maka telah terjadi politik Transaksional yg secara ajaib menggeser Sandi menjadi Wakil.
Tentu pasangan ini sangat berharap pada mayoritas pemilih Islam. Baik Islam sekuler-liberal yg selama ini mendukung Anies, maupun massa Islam "Muda-Enterpreneurship" yg mengagumi Sandiaga Uno. Dan tentu saja massa Islam "Tulen" yang dibawa gerbong PKS, yang sangat anti pada pemimpin kafir spt Ahok.
Masuknya Anies akan mengurangi jumlah porsi pemilih dari kalangan Islamiyyun non PKS, sekaligus mengambil Massa Anak muda yang jadi pendukung Ahok.
Kekuatan utama pasangan ini adalah kader Gerindra dan pendukung prabowo saat pilpres ditambah Massa PKS yang tingkat ketaatannya cukup tinggi pada Qiyadah.
Bersambung...
Maulana Mustofa ( Biro Politik Wagaring Front).
Status ini sekadar analisa "politik pinggir jalan" terhadap 3 Calon Pasangan Gubernur DKI Jakarta. Disebut pinggir karena sudah 7 tahun yang lalu sudah tidak terdaftar sebagai pengurus Parpol.
1. AHOK-JAROT (AHJROT):
PDI-P kembali memainkan "politik dagang sapi". Pragmatis transaksional utk "menunggangi" peluang besar atas kemungkinan kemenangan Ahok. Maksudnya, meski berpeluang besar utk terpilih sbg DKI-1, namun Ahok jg tetap berpeluang terjerat kasus hukum atas kebijakan2nya selama ini. Sedikitnya 6 kasus hukum masih mengintainya.
Jika "permainan" PDI-P mulus utk "membiarkan" Ahok dijerat kasus hukum setelah menang mjd DKI-1, maka Jarot pun dgn sendirinya yg berposisi sbg DKI-2 akan naik menjadi DKI-1.
"Politik Banteng" membenarkan cara2 spt ini. Toh saat ini institusi BIN, POLRI, dan KPK, ada dalam kendali mereka.
Kepentingan Reklamasi tentunya membuat pasangan ini bisa disebut Proxy RRC. Karena tau sendirilah pulau pulau reklamasi sudah diiklankan disana. Mungkin juga sudah ada yg bayar DP.
2. AGUS - SILVIANA (AVIANA):
Sebagian kalangan memang heboh atas "hijrah"nya putra SBY ini dr dunia Militer ke dunia Politik Praktis. Tentunya, pilihan ini atas saran dan arahan Sang Ayahanda, yg telah sukses dlm karir Militer & Politiknya.
Mengapa Mas Agus didukung utk hijrah? Pasalnya, selama Rezim "Mak Tega" msh berkuasa, tentu karir militer Mas Agus utk bisa jd Pejabat tertinggi di TNI --mjd Panglima TNI, misalnya-- pasti akan terhambat atau dihambat.
Karenanya SBY mendorong Sang Putra Mahkota utk mencari jalur lain utk bisa eksis sbg pejabat publik. Dan peluang dalam ajang perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta, adalah momentum "try out" yang paling tepat.
Ditambah lagi, "Poros Cikeas" berhasil merangkul sejumlah partai Islam, diluar PKS.
Peluang utk menang tentu saja ada: dari massa Islam, massa "anti PDI-P", dan massa "anti Ahok". Ditambah Massa Islamiyyin yang geser dukungan karena tidak bisa menerima Anies.
Pilihan Mas Agus ini, sbg pilihan yg berani & strategis. Tentunya utk mengamankan negeri ini dr ancaman "luar" yg sudah "menyusup ke dalam," begitu kata Amien Rais.
Kekurangan Mas Agus di sisi birokrasi pemerintahan daerah, tentunya akan diback-up oleh Mbak Silviana, yg sdh berkarir lama di lingkungan Pemda DKI Jakarta. Bahkan pernah jadi kepala Satpol PP.
Agus berpotensi jadi kuda hitam, SBY memainkan Politik suku dimana Agus akan menarik pemilih yang bersuku jawa dan Silviana akan menarik suku betawi, kabar tadi siang Haji lulung dan Bamus betawi sudah merapat ke Cikeas.
Saya menduga Agus akan mendapat dukungan AS, kalau anda perhatikan media media AS seperti CNN sudah "memukul" Ahok dan reklamasi sejak beberapa bulan lalu dan sudah pelan pelan dukung Agus. Tentunya jaringan Intelejen AS akan turut bermain.
Agus adalah bayangan SBY, ini hampir bisa dikatakan SBY mengikuti Pilkada.
3. ANIES - SANDIAGA UNO (ANANDO):
Gerindra dan PKS menunjukkan sikap kenegarawanannya, dgn mencalonkan figur di luar kader partainya masing2.
Bahkan Mas Prabowo Subianto, rela dan berbesar hati utk mendukung Anies Baswedan, yg pernah menjadi lawannya, saat mantan Mendikbud Kabinet Jokowi ini menjadi tim sukses JKw-JK.
Santer Isue terdenger bahwa Anies adalah titipan JK, kalau itu benar maka telah terjadi politik Transaksional yg secara ajaib menggeser Sandi menjadi Wakil.
Tentu pasangan ini sangat berharap pada mayoritas pemilih Islam. Baik Islam sekuler-liberal yg selama ini mendukung Anies, maupun massa Islam "Muda-Enterpreneurship" yg mengagumi Sandiaga Uno. Dan tentu saja massa Islam "Tulen" yang dibawa gerbong PKS, yang sangat anti pada pemimpin kafir spt Ahok.
Masuknya Anies akan mengurangi jumlah porsi pemilih dari kalangan Islamiyyun non PKS, sekaligus mengambil Massa Anak muda yang jadi pendukung Ahok.
Kekuatan utama pasangan ini adalah kader Gerindra dan pendukung prabowo saat pilpres ditambah Massa PKS yang tingkat ketaatannya cukup tinggi pada Qiyadah.
Bersambung...
Maulana Mustofa ( Biro Politik Wagaring Front).
TULISAN DARI SI GOMBLOHHHH
ReplyDelete