CURHAT POLITIK
Ngomongin Diri Sendiri..
Sebagai Prabowers Sejati. Ada Kalanya saya mencla mencle dalam menentukan disisi mana saya mendukung dan berdiri.
●2012 (Gerindra & PDIP)●
Saya sebut PDIP adalah sebuah partai oposisi yg pqling netral saat itu. Saya setuju ketika gerindra dan PdIP berkoalisi untuk pemilu 2014. (Prabowo-Puan) melawan SBY (Demokrat) yg saat itu saya benci karena neolib dan sering curhatnya SBY.
●2013 (Pilgub Jokowi-ahok) = PDIP-Gerindra●
Jokowi idola saya saat itu. Karismatik, merkayat, dan blusukannya itu loh... masyaAllah, dekat banget ama rakyat. Soal ahok yg kafir.. "ah.. dia kan cuma wakil doang. Intregritasnya dalam mengosak-asik birokrasi koruptor juga pantas diacungi jempol. Yg pasti gerindra tidak salah dalam memilih ahok yg keras sebagai bagian Jokowi yg lembut.
[Sementara Rhoma Irama berkampanye pemimpin kafir, dan saya.. masa bodoh, urusin saja tuh angel lelga atau Ani. Atau bikin album baru.]
●2014 (Pecah PDIP-Gerindra)●
Buat saya PdIp adalah pengkhianat sejati. Prabowo begitu kesatrianya di dikhianati oleh megawati dengan mengusung Jokowi meninggalkan ahok dan gerindra. Dan apalah itu Jokowi... sedikit searching terbuka semua aibnya. Yg katanya anak PKI lah. Yg ibunya ga jelaslah, yg bacaan sholatnya ngawur. Dan pencitraannya itu loh. Astaghfirullah. Bahkan ketika jokowi jadi Gubernur di jakarta. Yg hebat itu bukan dia. Tapi Ahok. Karena semua rencana / planing pembangunan di jakarta itu berkat ide2 brilian ahok yg masih se partai dengan gerindra.
●2014 akhir (Pilkada lewat DPR= Ahok hengkang dari Gerindra)●
Ahok itu jelas seorang pengkhianat dan juga seorang pemimpin Kafir...! Tidak layak memimpin jakarta. Silahkan lihat di alQuran tentang larangan pemimpin kafir..
●2015 (Anis Baswedan gabung KIH)●
Anis itu jelas liberal, anis itu pendukung syiah, melarang doa dan lain sebagainya..
[Sementara banyak program2 positif dan nyata daru anis dalam merombak kurikulum, meniadakan Ospek, memberikan berbagai tunjangan kepada para guru yg luput dari perhatian media tapi ramai di sosmed. Ah tapi saya masa bodoh.. dia itu jelas seorang liberal dan mendukung syiah yg berbahaya]
●2016 (Anis gabung Gerindra)
Alhamdulillah ternyata Anis bukan seorang syiah. Banyak portal berita yg mengklarifikasinya begitu pula dengan liberalnya dia. Ah.. tidak parah2 amat kok..
-----------------
Dan akhirnya saya muak sendiri dengan politik di Indonesia. Bahkan untuk sekedar adil dan jujur kepada hati nurani sendiri saja sulit. Lalu hanya Mengikuti hawa nafsu karena sebuah dukungan. Dan itu tidak hanya terjadi pada para prabowers. Tapi juga terjadi di sisi para pendukung lawan. Bagiamana dulu (2013) mereka menggadang2 prabowo begitu hebatnya. Tapi sekarang (2014) menyebutnya dengan tukang culik, pembunuh dll. Bagaimana duli kita mencela SBY dengan jargon gurita cikeas pengekor amerika, lalu sekarang kita mengelu-elukan dirinya dan anak2nya. Bagiamana dulu kita mengutuk orde baru. Lalu sekarang kita pajang meme "isih penak jamanku to"
Dan ini terjadi bukan karena semangat kita dalam memilih pemimpin yg benar. Tapi karena taklidnya kita kepada 1-2orang maupun partai dan lagi2 karena memang sistemnya yg mengajarkan seperti itu. Saling gibah ketika menjadi lawan dan saling puji ketika menjadi kawan..
Dan ketika saya sudah terlepas dari segala penghambaan Demokrasi. Semuanya menjadi jelas. Terlihat kebaikan dari orang2 yg kita benci. Begitupula terlihat keburukan dari orang2 yg kita cintai.
Dan lucunya ada yg coba menasehati saya untuk melakukan segala hal demi lengsernya Ahok. Entah itu dengan memblow up berita yg baik2 dari Anis dan agus. Dan menyembunyikan keburukan mereka. Pokoknya yg penting ahok lengser...! Lalu ketika saya mengatakan. "Loh sampeyan dulu syiah-syiahin anis loh". Lalu saya dicelanya dengan mengatakan memberikan jalan untuk ahok memimpin jakarta. Menjadi pendukung gelapnya..
"lah kok jangankan ahok, demokrasi yg masih abu2 bagi sebagian orang saja sudah saya haramkan. Apalagi seorang pemimpin kafir. Jelaslah saya haramkan"
Jadi akhirnya saya dipaksa lagi untuk tidak jujur terhadap diri saya hanya karena sistemnya bekerja seperti itu.
Lalu saya sempat mikir.. kalau nanti 2019 jokowi gabung jadi kader gerindra DAN PKS. Mungkin portal piyungan bakal membeberkan semua klarifikasi atas isue2 tentang keluarga jokowi. Lalu metroTV akan kembali menjadi tukang bully pemerintah. 24 jam nonstop memberitakan betapa lemahnya pemerintah jokowi. Dan akhirnya mbah mega tidak mau bersalaman lagi dengannya. Dan kita yg dulu membencinya mungkin akan senyum2 minta foto bareng ama calon presiden kita "yg terbukti merakyat".
Nb : ini semua hanya curhatan hati dan diri saya. Tidak menyindir orang lain. Karena memang terjadi dalam hidup saya sendiri. Jika ada kesamaan berarti bukan disengaja. Dan karena ini hanya sekedar curhat panjaaang.. maka komentari aja secara biasa. Jangan marah2 apalagi minta solusi ini itu. Anggap saja ini seperti curhat anak alay lgi nulis status di facebook (misal=galau lagi nangis).
Maka tidak perlu pembacanya emosi apalgi sampai tanya "kalau lagi galau apa solusimu" nah loh. Yg galau kok dimintai solusi.
Penulis :
Sebagai Prabowers Sejati. Ada Kalanya saya mencla mencle dalam menentukan disisi mana saya mendukung dan berdiri.
●2012 (Gerindra & PDIP)●
Saya sebut PDIP adalah sebuah partai oposisi yg pqling netral saat itu. Saya setuju ketika gerindra dan PdIP berkoalisi untuk pemilu 2014. (Prabowo-Puan) melawan SBY (Demokrat) yg saat itu saya benci karena neolib dan sering curhatnya SBY.
●2013 (Pilgub Jokowi-ahok) = PDIP-Gerindra●
Jokowi idola saya saat itu. Karismatik, merkayat, dan blusukannya itu loh... masyaAllah, dekat banget ama rakyat. Soal ahok yg kafir.. "ah.. dia kan cuma wakil doang. Intregritasnya dalam mengosak-asik birokrasi koruptor juga pantas diacungi jempol. Yg pasti gerindra tidak salah dalam memilih ahok yg keras sebagai bagian Jokowi yg lembut.
[Sementara Rhoma Irama berkampanye pemimpin kafir, dan saya.. masa bodoh, urusin saja tuh angel lelga atau Ani. Atau bikin album baru.]
●2014 (Pecah PDIP-Gerindra)●
Buat saya PdIp adalah pengkhianat sejati. Prabowo begitu kesatrianya di dikhianati oleh megawati dengan mengusung Jokowi meninggalkan ahok dan gerindra. Dan apalah itu Jokowi... sedikit searching terbuka semua aibnya. Yg katanya anak PKI lah. Yg ibunya ga jelaslah, yg bacaan sholatnya ngawur. Dan pencitraannya itu loh. Astaghfirullah. Bahkan ketika jokowi jadi Gubernur di jakarta. Yg hebat itu bukan dia. Tapi Ahok. Karena semua rencana / planing pembangunan di jakarta itu berkat ide2 brilian ahok yg masih se partai dengan gerindra.
●2014 akhir (Pilkada lewat DPR= Ahok hengkang dari Gerindra)●
Ahok itu jelas seorang pengkhianat dan juga seorang pemimpin Kafir...! Tidak layak memimpin jakarta. Silahkan lihat di alQuran tentang larangan pemimpin kafir..
●2015 (Anis Baswedan gabung KIH)●
Anis itu jelas liberal, anis itu pendukung syiah, melarang doa dan lain sebagainya..
[Sementara banyak program2 positif dan nyata daru anis dalam merombak kurikulum, meniadakan Ospek, memberikan berbagai tunjangan kepada para guru yg luput dari perhatian media tapi ramai di sosmed. Ah tapi saya masa bodoh.. dia itu jelas seorang liberal dan mendukung syiah yg berbahaya]
●2016 (Anis gabung Gerindra)
Alhamdulillah ternyata Anis bukan seorang syiah. Banyak portal berita yg mengklarifikasinya begitu pula dengan liberalnya dia. Ah.. tidak parah2 amat kok..
-----------------
Dan akhirnya saya muak sendiri dengan politik di Indonesia. Bahkan untuk sekedar adil dan jujur kepada hati nurani sendiri saja sulit. Lalu hanya Mengikuti hawa nafsu karena sebuah dukungan. Dan itu tidak hanya terjadi pada para prabowers. Tapi juga terjadi di sisi para pendukung lawan. Bagiamana dulu (2013) mereka menggadang2 prabowo begitu hebatnya. Tapi sekarang (2014) menyebutnya dengan tukang culik, pembunuh dll. Bagaimana duli kita mencela SBY dengan jargon gurita cikeas pengekor amerika, lalu sekarang kita mengelu-elukan dirinya dan anak2nya. Bagiamana dulu kita mengutuk orde baru. Lalu sekarang kita pajang meme "isih penak jamanku to"
Dan ini terjadi bukan karena semangat kita dalam memilih pemimpin yg benar. Tapi karena taklidnya kita kepada 1-2orang maupun partai dan lagi2 karena memang sistemnya yg mengajarkan seperti itu. Saling gibah ketika menjadi lawan dan saling puji ketika menjadi kawan..
Dan ketika saya sudah terlepas dari segala penghambaan Demokrasi. Semuanya menjadi jelas. Terlihat kebaikan dari orang2 yg kita benci. Begitupula terlihat keburukan dari orang2 yg kita cintai.
Dan lucunya ada yg coba menasehati saya untuk melakukan segala hal demi lengsernya Ahok. Entah itu dengan memblow up berita yg baik2 dari Anis dan agus. Dan menyembunyikan keburukan mereka. Pokoknya yg penting ahok lengser...! Lalu ketika saya mengatakan. "Loh sampeyan dulu syiah-syiahin anis loh". Lalu saya dicelanya dengan mengatakan memberikan jalan untuk ahok memimpin jakarta. Menjadi pendukung gelapnya..
"lah kok jangankan ahok, demokrasi yg masih abu2 bagi sebagian orang saja sudah saya haramkan. Apalagi seorang pemimpin kafir. Jelaslah saya haramkan"
Jadi akhirnya saya dipaksa lagi untuk tidak jujur terhadap diri saya hanya karena sistemnya bekerja seperti itu.
Lalu saya sempat mikir.. kalau nanti 2019 jokowi gabung jadi kader gerindra DAN PKS. Mungkin portal piyungan bakal membeberkan semua klarifikasi atas isue2 tentang keluarga jokowi. Lalu metroTV akan kembali menjadi tukang bully pemerintah. 24 jam nonstop memberitakan betapa lemahnya pemerintah jokowi. Dan akhirnya mbah mega tidak mau bersalaman lagi dengannya. Dan kita yg dulu membencinya mungkin akan senyum2 minta foto bareng ama calon presiden kita "yg terbukti merakyat".
Nb : ini semua hanya curhatan hati dan diri saya. Tidak menyindir orang lain. Karena memang terjadi dalam hidup saya sendiri. Jika ada kesamaan berarti bukan disengaja. Dan karena ini hanya sekedar curhat panjaaang.. maka komentari aja secara biasa. Jangan marah2 apalagi minta solusi ini itu. Anggap saja ini seperti curhat anak alay lgi nulis status di facebook (misal=galau lagi nangis).
Maka tidak perlu pembacanya emosi apalgi sampai tanya "kalau lagi galau apa solusimu" nah loh. Yg galau kok dimintai solusi.
Penulis :
No comments:
Post a Comment