Kebangkitan Islam Tidak Harus Menunggu Imam Mahdi
Kebangkitan Islam Tidak Harus Menunggu Imam Mahdi
Pembaca yang budiman, jangan salah sangka. Kebangkitan Islam di akhir zaman, tidak harus menunggu Imam Mahdi. Oleh karenanya janganlah putus asa dalam memperjuangkan Islam.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah mengatakan:
Ketahuilah saudaraku sesama muslim, bahwa banyak dari Kaum Muslimin sekarang ini telah melenceng dari kebenaran dalam (memahami) masalah ini. Diantara mereka ada yang hatinya yakin bahwa Negara Islam tidak akan berdiri kecuali dengan munculnya Imam Mahdi, dan ini adalah khurofat dan kesesatan yang dilemparkan setan ke dalam hati mereka yang awam, terutama mereka yang dari kelompok sufi, padahal dalam hadits-hadits tentang Imam Mahdi tidak ada keterangan yang menyatakan seperti itu sama sekali.
Bahkan semua hadits-hadits tersebut tidak keluar dari keterangan bahwa Nabi –shallallahu alaihi wasallam– menyampaikan kabar gembira kepada Kaum Muslimin dengan munculnya seorang laki-laki dari keluarga beliau, dan beliau menerangkan banyak sifatnya, diantara sifatnya yang paling jelas: bahwa orang tersebut akan berhukum dengan Islam dan akan menyebarkan keadilan ke tengah-tengah umat manusia.
Jadi, dia sebenarnya termasuk diantara para pembaharu Islam yang diutus Allah pada setiap permulaan abad, sebagaimana keterangan itu telah shahih dari Beliau –shallallahu alaihi wasallam-. Dan sebagaimana (kabar tentang adanya pembaharu Islam di setiap permulaan abad) itu tidak mengharuskan kita meninggalkan usaha menuntut ilmu agama dan mengamalkannya untuk memperbarui agama ini, begitu pula berita munculnya Imam Mahdi, seharusnya tidak menjadikan kita menyandarkan usaha kepadanya, tidak mempersiapkan diri, dan tidak beramal untuk menegakkan Hukum Allah di bumi.
Namun yang benar adalah sebaliknya (yakni giat dengan usaha-usaha tersebut), karena usaha Imam Mahdi tidak mungkin lebih hebat daripada usaha Nabi kita Muhammad –shallallahu alaihi wasallam-. (namun) Beliau selama 23 tahun berdakwah untuk mengokohkan pilar-pilar Islam dan pendirian Negara Islam.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh Imam Mahdi bila keluar hari ini, dan dia mendapati Kaum Muslimin berpecah belah dalam banyak kelompok dan golongan, sedang para ulama mereka -kecuali sedikit dari mereka- dijadikan sebagai para ‘dedengkot’ mereka.
Tentunya dia tidak mampu mendirikan Negara Islam, kecuali setelah dia menyatukan pandangan mereka, dan mengumpulkan mereka dalam satu barisan, di bawah satu bendera, dan tak diragukan lagi, ini membutuhkan waktu lama –wallahu a’lam berapa lamanya-.
Maka, dalil dari syariat dan logika menunjukkan akan adanya orang-orang yang ikhlas dari Kaum Muslimin yang akan melakukan kewajiban (memperbaiki umat) ini, sehingga ketika Imam Mahdi keluar, dia tinggal memimpin mereka menuju kemenangan, dan jika pun Imam Mahdi belum muncul di zaman mereka, maka mereka telah melakukan kewajiban mereka (memperbaiki umat ini), dan Allah berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
“Katakanlah (Muhammad): Beramallah kalian, maka Allah dan Rosul-Nya akan melihat amal kalian itu“. (QS. At-Taubah: 105).
[Sumber: Silsilah Ash Shahihah: 4/42].
—
Penulis: Ust. Musyafa Ad Darini, Lc., MA.
Posting by SoEryadi Ayoub
Pembaca yang budiman, jangan salah sangka. Kebangkitan Islam di akhir zaman, tidak harus menunggu Imam Mahdi. Oleh karenanya janganlah putus asa dalam memperjuangkan Islam.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah mengatakan:
Ketahuilah saudaraku sesama muslim, bahwa banyak dari Kaum Muslimin sekarang ini telah melenceng dari kebenaran dalam (memahami) masalah ini. Diantara mereka ada yang hatinya yakin bahwa Negara Islam tidak akan berdiri kecuali dengan munculnya Imam Mahdi, dan ini adalah khurofat dan kesesatan yang dilemparkan setan ke dalam hati mereka yang awam, terutama mereka yang dari kelompok sufi, padahal dalam hadits-hadits tentang Imam Mahdi tidak ada keterangan yang menyatakan seperti itu sama sekali.
Bahkan semua hadits-hadits tersebut tidak keluar dari keterangan bahwa Nabi –shallallahu alaihi wasallam– menyampaikan kabar gembira kepada Kaum Muslimin dengan munculnya seorang laki-laki dari keluarga beliau, dan beliau menerangkan banyak sifatnya, diantara sifatnya yang paling jelas: bahwa orang tersebut akan berhukum dengan Islam dan akan menyebarkan keadilan ke tengah-tengah umat manusia.
Jadi, dia sebenarnya termasuk diantara para pembaharu Islam yang diutus Allah pada setiap permulaan abad, sebagaimana keterangan itu telah shahih dari Beliau –shallallahu alaihi wasallam-. Dan sebagaimana (kabar tentang adanya pembaharu Islam di setiap permulaan abad) itu tidak mengharuskan kita meninggalkan usaha menuntut ilmu agama dan mengamalkannya untuk memperbarui agama ini, begitu pula berita munculnya Imam Mahdi, seharusnya tidak menjadikan kita menyandarkan usaha kepadanya, tidak mempersiapkan diri, dan tidak beramal untuk menegakkan Hukum Allah di bumi.
Namun yang benar adalah sebaliknya (yakni giat dengan usaha-usaha tersebut), karena usaha Imam Mahdi tidak mungkin lebih hebat daripada usaha Nabi kita Muhammad –shallallahu alaihi wasallam-. (namun) Beliau selama 23 tahun berdakwah untuk mengokohkan pilar-pilar Islam dan pendirian Negara Islam.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh Imam Mahdi bila keluar hari ini, dan dia mendapati Kaum Muslimin berpecah belah dalam banyak kelompok dan golongan, sedang para ulama mereka -kecuali sedikit dari mereka- dijadikan sebagai para ‘dedengkot’ mereka.
Tentunya dia tidak mampu mendirikan Negara Islam, kecuali setelah dia menyatukan pandangan mereka, dan mengumpulkan mereka dalam satu barisan, di bawah satu bendera, dan tak diragukan lagi, ini membutuhkan waktu lama –wallahu a’lam berapa lamanya-.
Maka, dalil dari syariat dan logika menunjukkan akan adanya orang-orang yang ikhlas dari Kaum Muslimin yang akan melakukan kewajiban (memperbaiki umat) ini, sehingga ketika Imam Mahdi keluar, dia tinggal memimpin mereka menuju kemenangan, dan jika pun Imam Mahdi belum muncul di zaman mereka, maka mereka telah melakukan kewajiban mereka (memperbaiki umat ini), dan Allah berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
“Katakanlah (Muhammad): Beramallah kalian, maka Allah dan Rosul-Nya akan melihat amal kalian itu“. (QS. At-Taubah: 105).
[Sumber: Silsilah Ash Shahihah: 4/42].
—
Penulis: Ust. Musyafa Ad Darini, Lc., MA.
Posting by SoEryadi Ayoub
No comments:
Post a Comment