Umar bin Khatab dan Baitul Mal
Suatu
hari anak amirul mukminin (Umar bin Khatab) pulang dari bermainnya
sambil memasang wajah sedih. Lalu anak tersebut berkata kepada Ayahnya.
Wahai ayahku, terlihat semua bajuku ini sudah tidak layak pakai, sudah ada beberapa jahitan yg ditimpa dengan jahitan lain namun kini sobek lagi. Apakah engkau bisa membelikanku baju yg baru. Karena aku malu diejek teman2ku karena aku anak seorang khalifah
Amirul mukminin pun menjawab. Wahai anakku sebaik pakaian di dunia adalah pakaian di akherat. Tidak usahlah engkau malu.
Anaknya pun menangis dan berkata "tapi baju ini sudah tidak layak dipakai ayah"
Amirul mukminin pun akhirnya berkata "baiklah akan aku belikan nanti ketika aku menerima gajiku sebagai khalifah. Karena saat ini aku sedang tidak memiliki uang"
Lalu anak tersebut mengangguk lalu pergi dengan masih diliputi rasa sedih. Maka pengawal Sayyidina Umar pun bertanya kepada Amirul mukminin. "Wahai Amirul Mukminin, tidak bisakah kau pinjam dulu uang ke baitul mal, agar anak anda bisa segera mengganti pakaiannya. Engkau adalah amirul mukminin, khalifah negeri yg besar ini. Sudah sepantasnya baitul mal memberikanmu pinjaman"
Setelah lama berpikir Lalu Umar bin Khatab pun menjawab. "Baiklah, akan aku coba meminjam uang ke baitul mal"
-----
Assalamualaikum..
"Waalaikumsalam wahai amirul mukminin, adakah keperluan yg bisa aku bantu?" sapa kepala baitul mal.
Lalu amirul mukminin pun menceritakan masalah yg dihadapi dan bermaksud meminjam uang di baitul mal.
Kepala baitul mal pun menjawab "Wahai amirul mukminin, baiklah akan aku pinjamkan uang tersebut. Tapi adakah barang yg bisa kau berikan sebagai jaminan utang"
Setelah lama berfikir Umar bin Khatab pun menjawab "maaf sekali aku sudah tidak memiliki barang apapun untuk aku jadikan jaminan. Tapi aku berjanji setelah gajiku turun nanti aku akan membayar hutangku ini"
Maka kepala baitul mal seorang sahabat yg terkenal adil yg dahulu kala ditunjuk oleh amirul mukminin langsung membalas
"Demi Allah wahai amirul mukminin, apakah kau bisa menjamin bahwa engkau akan hidup sampai engkau menerima gaji nanti. Hingga kelak kau tidak akan mati saat sedang memiliki hutang"
Maka seketika itu amirul mukminin menangis, beliau bersedih bukan karena baitul mal tidak bisa memberikan pinjaman untuk membeli baju anaknya. Tetapi Beliau menangisi tentang dirinya yg meskipun hidup sebagai seorang penguasa, seorang khalifah pun tidak memiliki jaminan untuknya hidup sampai kapan. Maka tidaklah berharga apapun didunia ini selain bekal untuk akherat.
(Aku ceritakan ulang dari status beberapa tahun lalu. Dan selalu mengetiknya dalam linangan air mata)
Di Postingkan Oleh Suluh Prasetyo Rendra Utomo
Wahai ayahku, terlihat semua bajuku ini sudah tidak layak pakai, sudah ada beberapa jahitan yg ditimpa dengan jahitan lain namun kini sobek lagi. Apakah engkau bisa membelikanku baju yg baru. Karena aku malu diejek teman2ku karena aku anak seorang khalifah
Amirul mukminin pun menjawab. Wahai anakku sebaik pakaian di dunia adalah pakaian di akherat. Tidak usahlah engkau malu.
Anaknya pun menangis dan berkata "tapi baju ini sudah tidak layak dipakai ayah"
Amirul mukminin pun akhirnya berkata "baiklah akan aku belikan nanti ketika aku menerima gajiku sebagai khalifah. Karena saat ini aku sedang tidak memiliki uang"
Lalu anak tersebut mengangguk lalu pergi dengan masih diliputi rasa sedih. Maka pengawal Sayyidina Umar pun bertanya kepada Amirul mukminin. "Wahai Amirul Mukminin, tidak bisakah kau pinjam dulu uang ke baitul mal, agar anak anda bisa segera mengganti pakaiannya. Engkau adalah amirul mukminin, khalifah negeri yg besar ini. Sudah sepantasnya baitul mal memberikanmu pinjaman"
Setelah lama berpikir Lalu Umar bin Khatab pun menjawab. "Baiklah, akan aku coba meminjam uang ke baitul mal"
-----
Assalamualaikum..
"Waalaikumsalam wahai amirul mukminin, adakah keperluan yg bisa aku bantu?" sapa kepala baitul mal.
Lalu amirul mukminin pun menceritakan masalah yg dihadapi dan bermaksud meminjam uang di baitul mal.
Kepala baitul mal pun menjawab "Wahai amirul mukminin, baiklah akan aku pinjamkan uang tersebut. Tapi adakah barang yg bisa kau berikan sebagai jaminan utang"
Setelah lama berfikir Umar bin Khatab pun menjawab "maaf sekali aku sudah tidak memiliki barang apapun untuk aku jadikan jaminan. Tapi aku berjanji setelah gajiku turun nanti aku akan membayar hutangku ini"
Maka kepala baitul mal seorang sahabat yg terkenal adil yg dahulu kala ditunjuk oleh amirul mukminin langsung membalas
"Demi Allah wahai amirul mukminin, apakah kau bisa menjamin bahwa engkau akan hidup sampai engkau menerima gaji nanti. Hingga kelak kau tidak akan mati saat sedang memiliki hutang"
Maka seketika itu amirul mukminin menangis, beliau bersedih bukan karena baitul mal tidak bisa memberikan pinjaman untuk membeli baju anaknya. Tetapi Beliau menangisi tentang dirinya yg meskipun hidup sebagai seorang penguasa, seorang khalifah pun tidak memiliki jaminan untuknya hidup sampai kapan. Maka tidaklah berharga apapun didunia ini selain bekal untuk akherat.
(Aku ceritakan ulang dari status beberapa tahun lalu. Dan selalu mengetiknya dalam linangan air mata)
Di Postingkan Oleh Suluh Prasetyo Rendra Utomo
No comments:
Post a Comment